Rabu, 14 November 2018

Metode Inkuiry


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN....................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.       Konsep Pembelajaran Inkuiri..................................................................... 3
B.        Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri.................................................................... 4
C.        Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri.................................................... 5
D.       Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri................................... 8
E.        Peran Guru dalam Pembelajaran Inkuiri.................................................... 9
F.         Perbedaan Model Pembelajaran Discovery Dan Model Pembelajaran
Inquiry....................................................................................................... 9
BAB III. PENUTUP..................................................................................... 11
A.      Kesimpulan.............................................................................................. 11
B.       Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik, objek didik, atau sebagai istilah lain dari siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guruatau pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuri?
2.      Bagaimana ciri-ciri pembelajaran inkuiri?
3.      Bagaimana langkah-langkah model inkuiri dalam pembelajaran?
4.      Apa saja keunggulan dan kelemahan model pembelajarna inkuiri?
5.      Bagaimana peranan guru dalam pembelajaran inkuiri?
6.      Apa perbedaan model pembelajaran discovery dan model pembelajaran inquiry?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuri.
2.      Memaparkan ciri-ciri pembelajaran inkuiri.
3.      Mengidentifikasi langkah-langkah model inkuiri dalam pembelajaran.
4.      Memaparkan keunggulan dan kelemahan model pembelajarna inkuiri.
5.      Mengetahui peranan guru dalam pembelajaran inkuiri.
6.      Mengidentifikasi perbedaan model pembelajaran discovery dan model pembelajaran inquiry.














BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Konsep Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran inkuiri beragkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) makala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah inkuiri dikembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pemebelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pemebelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pemeblajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan Teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan  inkuiri.
Ketiga, tujuan penggunaaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secaraa sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran ikuiri akan efektif makala:
1.      Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan, dengan demikian dalam pembelajaran inkuiri peguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2.      Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.      Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.      Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5.      Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.      Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

B.     Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri
1.      Pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya siswa sebagai subjek belajar, dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.
2.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasannya melalui metode Tanya jawab.
3.      Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala bisa menguasai materi pelajaran.

C.    Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran
1.      Orientasi
      Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa  siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memcahakan maslaah. Langkah orientasi merupakan langkah yang penting. Keberhasilan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuanyya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
a.       Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b.      Menjelasksan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan amsalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
c.       Menjelaskan pentingya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2.      Merumuskan Masalah
      Merumuskan maslaah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu perosalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adlaah persoalan yang menanting siswa untuk berpikir memecahakan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawbaan itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjad masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan amslaah, di antaranya:
a.       Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan emmiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangnan bagaimana rumusan amsalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya di serahkan kepada siswa.
b.      Maslah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenaranya sudah ada. Tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
c.       Konsep-konsep dalam amslaah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji terlebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapakan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
3.      Merumuskan Hipotesis
      Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji, sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu  lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapt dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalah yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, akan tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan Data
      Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pegnembangan intelektual. Proses pengumpuland ata bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.      Menguji Hipotesis
      Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh beradasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas ajwaban yang diberikan. Disamping itu menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.      Merumuskan Kesimpulan
      Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyak data yang diperoleh, menyebabkan eksimpulan yang dirumuskan tidak focus terhadap amslaah yang hendak dipecahakan. Kerena itu, untuk emncapai keismpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan

D.    Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1.      Keunggulan
a.       Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b.      Pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.       Pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan pekembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.      Keuntungan lain adalah pembelajarn ini dapat melayani kebuuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar untuk tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah daalam belajar.
2.      Kelemahan
a.       Jika pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.      Pembelajaran ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karenanya terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang Panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.

E.     Peranan Guru dalam Pembelajaran Inkuiri
Peranan guru dalam pembelajaran adalah menciptakan lingkungan yang dapat memunculkan masalah-masalah yang memadai, menstimulasi dan meneliti pertanyaan-pertanyaan diantara siswa itu sendiri. Bukan menjadi sumber utama informasi bagi siswa. Guru dapat mengarahkan siswanya dalam merumuskan informasi bagi mereka sendiri, mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang memadai atas suatu masalah. Jadi, peran guru dalam pembelajaran inkuiri yaitu:
1.      Menimbulkan rasa ingin tahu dan minat siswa terhadap sebuah topik.
2.      Mengijinkan siswa untuk memutuskan masalah spesifik apa yang akan mereka kaji dalam bidang tersebut.
3.      Membantu siswa mengumpulkan data dan bekerja kearah pemecahan masalah.
4.      Bertindak sebagai fasilitator dan motivator ketika siswa belajar. Sehingga guru dapat membantu setiap masalah penelitian tertentu atau setiap masalah yang berkaitan dengan interpretasi data yang belum pernah dibahas.

F.     Perbedaan Model Pembelajaran Discovery Dan Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran Discovery dan model pembelajaran Inquiry pada dasarnya saling berkaitan. Intinya adalah Inquiry (Penyelidikan) merupakan prosesnya Discovery (Penemuan).
Indikator
Discovery Learning
Inquiry Learning
Tujuan
Penemuan konsep, makna, dan hubungan kausal
Pencarian dan penemuan melalui proses berpikir sistematis
Masalah Pembelajaran yang Diangkat
Direkayasa
Bukan hasil rekayasa
Teknis dan Sistematika Pembelajaran
Siswa bebas bereksperimen
Diarahkan guru
Peran Guru
Pembimbing
Fasilitator dan Motivator
Prosedur Aplikasi
1.      Stimulation
2.      Problem Statement
3.      Data Collection
4.      Data Processing
5.      Verification
6.      Generalization
1.      Orientasi
2.      Merumuskan Masalah
3.      Merumuskan Hipotesis
4.      Mengumpulkan Data
5.      Menguji Hipotesis
6.      Merumuskan Kesimpulan
Proses Akhir
Proses akhir yakni penemuan yang disebut Ahaa! Experience yang dapat diartikan “Nah ini dia!”
Tidak selalu sampai pada proses akhir layaknya Discovery Learning, akan tetapi proses akhir terletak pada kepuasan kegiatan meneliti












BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pembelajaran inquiry menyatakan bahwa guru sebagai sumber belajar bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang selalu mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa didesain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, tugas seorang guru dalam mengelola siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi bermakna. Karena dengan bermakna pengetahuan akan masuk kedalam pengetahuan mereka, sehingga akan selalu terkenang oleh siswa. Siswa yang melakukan semuanya guru hanya menyiapkan, karena murid yang melakukan maka pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna untuk  siswa.

B.     Saran
Menggunakan pembelajaran inquiry harus mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan materi yang akan digunakan, karena pembelajaran inkuiri menekankan pada pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu maslaah yang dipertanyakan dimana siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kritis, jangan memberikan permasalahan dengan pemecahan masalah yang sederhana.




DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model pembelajaran inovatif. Jogjakarta: Teras.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Ngalimun, Muhmmad Fauzani. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yohyakarta: Aswaja Pressindo.

Sajaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.