DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II.
PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.
Konsep Pembelajaran Inkuiri..................................................................... 3
B.
Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri.................................................................... 4
C.
Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri.................................................... 5
D.
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri................................... 8
E.
Peran Guru dalam Pembelajaran Inkuiri.................................................... 9
F.
Perbedaan Model Pembelajaran Discovery Dan Model Pembelajaran
Inquiry....................................................................................................... 9
BAB III. PENUTUP..................................................................................... 11
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 11
B.
Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di
dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik
penulis gunakan untuk anak didik, objek didik, atau sebagai istilah lain dari
siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guruatau pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis,
efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif
di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah,
pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif
untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen
penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang
dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan
atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan
aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru
mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget
memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan
situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan
pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka
ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan model pembelajaran inkuri?
2.
Bagaimana ciri-ciri
pembelajaran inkuiri?
3.
Bagaimana langkah-langkah
model inkuiri dalam pembelajaran?
4.
Apa saja keunggulan dan
kelemahan model pembelajarna inkuiri?
5.
Bagaimana peranan guru
dalam pembelajaran inkuiri?
6.
Apa perbedaan model
pembelajaran discovery dan model
pembelajaran inquiry?
C. Tujuan
1.
Mengetahui yang
dimaksud dengan model pembelajaran inkuri.
2.
Memaparkan ciri-ciri
pembelajaran inkuiri.
3.
Mengidentifikasi langkah-langkah
model inkuiri dalam pembelajaran.
4.
Memaparkan keunggulan
dan kelemahan model pembelajarna inkuiri.
5.
Mengetahui peranan guru
dalam pembelajaran inkuiri.
6.
Mengidentifikasi perbedaan
model pembelajaran discovery dan
model pembelajaran inquiry.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Model
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran
inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran
inkuiri beragkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu
tentang keadaan alam di sekililingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke
dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya.
Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) makala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah inkuiri dikembangkan.
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama pemebelajaran inkuiri. Pertama, strategi
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pemebelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Dengan demikian, strategi pemeblajaran inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa.
Aktivitas
pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan Teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan
inkuiri.
Ketiga,
tujuan penggunaaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secaraa sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian dalam strategi
pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran
ikuiri akan efektif makala:
1.
Guru mengharapkan siswa
dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan,
dengan demikian dalam pembelajaran inkuiri peguasaan materi pelajaran bukan
sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah
proses belajar.
2.
Jika bahan pelajaran
yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.
Jika proses
pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.
Jika guru akan mengajar
pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir.
Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang
memiliki kemampuan untuk berpikir.
5.
Jika jumlah siswa yang
belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.
Jika guru memiliki
waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
B. Ciri-Ciri Pembelajaran
Inkuiri
1.
Pembelajaran inkuiri
menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
Artinya siswa sebagai subjek belajar, dalam proses pembelajaran siswa tidak
hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru tetapi juga
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.
2.
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri. Inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasannya
melalui metode Tanya jawab.
3.
Tujuan dari penggunaan
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
Dengan demikian,
dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala bisa menguasai materi pelajaran.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Inkuiri dalam Pembelajaran
1.
Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memcahakan maslaah. Langkah orientasi merupakan langkah yang penting.
Keberhasilan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuanyya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
a.
Menjelaskan topik,
tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b.
Menjelasksan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah,
mulai dari langkah merumuskan amsalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
c.
Menjelaskan pentingya
topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi
belajar siswa.
2.
Merumuskan Masalah
Merumuskan
maslaah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu perosalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adlaah persoalan yang menanting
siswa untuk berpikir memecahakan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam
rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawbaan
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki
yang menjad masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep
yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan amslaah, di antaranya:
a.
Masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan emmiliki motivasi belajar yang tinggi
manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan
demikian guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru
hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangnan bagaimana rumusan
amsalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya di serahkan
kepada siswa.
b.
Maslah yang dikaji
adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru
perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban
sebenaranya sudah ada. Tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara
pasti.
c.
Konsep-konsep dalam
amslaah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
Artinya, sebelum masalah itu dikaji terlebih jauh melalui proses inkuiri, guru
perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapakan siswa dapat
melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep
yang terkandung dalam rumusan masalah.
3.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji, sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi
individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari
suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapt dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalah yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis
bukan sembarang perkiraan, akan tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
4.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pegnembangan intelektual.
Proses pengumpuland ata bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji Hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh beradasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
ajwaban yang diberikan. Disamping itu menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyak data yang diperoleh, menyebabkan eksimpulan yang dirumuskan tidak focus
terhadap amslaah yang hendak dipecahakan. Kerena itu, untuk emncapai keismpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan
D. Keunggulan dan
Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1.
Keunggulan
a.
Pembelajaran inkuiri
merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
ini dianggap lebih bermakna.
b.
Pembelajaran inkuiri
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c.
Pembelajaran inkuiri
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan pekembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d.
Keuntungan lain adalah
pembelajarn ini dapat melayani kebuuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar untuk tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah daalam belajar.
2.
Kelemahan
a.
Jika pembelajaran
inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.
Pembelajaran ini sulit
dalam merencanakan pembelajaran oleh karenanya terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
c.
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang Panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.
Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,
maka pembelajaran inkuiri akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.
E. Peranan Guru dalam
Pembelajaran Inkuiri
Peranan
guru dalam pembelajaran adalah menciptakan lingkungan yang dapat memunculkan masalah-masalah
yang memadai, menstimulasi dan meneliti pertanyaan-pertanyaan diantara siswa
itu sendiri. Bukan menjadi sumber utama informasi bagi siswa. Guru dapat
mengarahkan siswanya dalam merumuskan informasi bagi mereka sendiri,
mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang memadai atas suatu masalah. Jadi, peran
guru dalam pembelajaran inkuiri yaitu:
1.
Menimbulkan rasa ingin
tahu dan minat siswa terhadap sebuah topik.
2.
Mengijinkan siswa untuk
memutuskan masalah spesifik apa yang akan mereka kaji dalam bidang tersebut.
3.
Membantu siswa mengumpulkan
data dan bekerja kearah pemecahan masalah.
4.
Bertindak sebagai fasilitator
dan motivator ketika siswa belajar. Sehingga guru dapat membantu setiap masalah
penelitian tertentu atau setiap masalah yang berkaitan dengan interpretasi data
yang belum pernah dibahas.
F. Perbedaan Model
Pembelajaran Discovery Dan Model
Pembelajaran Inquiry
Model
pembelajaran Discovery dan model pembelajaran
Inquiry pada dasarnya saling
berkaitan. Intinya adalah Inquiry (Penyelidikan)
merupakan prosesnya Discovery (Penemuan).
Indikator
|
Discovery Learning
|
Inquiry Learning
|
Tujuan
|
Penemuan konsep, makna, dan hubungan kausal
|
Pencarian dan penemuan melalui proses berpikir
sistematis
|
Masalah
Pembelajaran yang Diangkat
|
Direkayasa
|
Bukan
hasil rekayasa
|
Teknis dan
Sistematika Pembelajaran
|
Siswa bebas bereksperimen
|
Diarahkan guru
|
Peran Guru
|
Pembimbing
|
Fasilitator
dan Motivator
|
Prosedur Aplikasi
|
1.
Stimulation
2.
Problem
Statement
3.
Data
Collection
4.
Data
Processing
5.
Verification
6.
Generalization
|
1.
Orientasi
2.
Merumuskan
Masalah
3.
Merumuskan
Hipotesis
4.
Mengumpulkan
Data
5.
Menguji
Hipotesis
6.
Merumuskan
Kesimpulan
|
Proses Akhir
|
Proses
akhir yakni penemuan yang disebut Ahaa!
Experience yang dapat diartikan “Nah ini dia!”
|
Tidak
selalu sampai pada proses akhir layaknya Discovery
Learning, akan tetapi proses akhir terletak pada kepuasan kegiatan
meneliti
|
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran
inquiry menyatakan bahwa guru sebagai sumber belajar bukanlah yang
satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang
selalu mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa didesain
sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, tugas seorang guru dalam mengelola
siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi bermakna. Karena dengan bermakna
pengetahuan akan masuk kedalam pengetahuan mereka, sehingga akan selalu
terkenang oleh siswa. Siswa yang melakukan semuanya guru hanya menyiapkan,
karena murid yang melakukan maka pembelajaran akan menjadi pengalaman yang
bermakna untuk siswa.
B.
Saran
Menggunakan
pembelajaran inquiry harus mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan
materi yang akan digunakan, karena pembelajaran inkuiri menekankan pada pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu maslaah yang dipertanyakan dimana siswa dituntut untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kritis, jangan memberikan
permasalahan dengan pemecahan masalah yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman,
Muhammad. 2015. Model-model pembelajaran
inovatif. Jogjakarta: Teras.
Hosnan,
M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Majid,
Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Ngalimun,
Muhmmad Fauzani. 2016. Strategi dan Model
Pembelajaran. Yohyakarta: Aswaja Pressindo.
Sajaya,
Wina. 2016. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.