Jumat, 23 Desember 2016

Yang Dekat Tersingkirlan dengan yang Selalu Ada

Mataku masih saja memperhatikan komentar panjang status kekasihku di salah satu jejaring sosial. 
*ah wanita itu* kataku degan nada jengkel.
Jelas saja hampir setiap status kekasihku dia selalu mengomentarinya.
Awalnya memang biasa saja, tapi makin lama semakin aku mudah membaca fikiran wanita itu.
Dia mencintai kekasihku, perhatiannya, bahkan canda manja'nya sangat terlihat jelas.
Andai aku punya keberanian, aku ingin teriakin wanita itu dgn lantang *dia milikku, kamu boleh pilih siapapun pria tampan di bumi ini, asal jagan dia. kita sama-sama wanita seharusnya kamu mengerti*.
Tapi aku tidak berani berteriak, aku masih tetap menyimpan luka dalam diam. aku tidak ingin di juluki wanita posesif yang terus menerus mengekang kekasihku dalam pergaulannya.
Aku semakin sakit melihat kekasihku merespon wanita itu, dia mulai menganggap wanita itu ada dalam kehidupanya. Sampai aku terabaikan olehnya.
Aku tau kekasihku juga mencintai wanita itu. Kali ini aku tidak asal bicara karena aku punya keyakinan kuat kalau kekasihku menyimpan rasa dalam hatinya, walau dia masih menyembunyikannya dariku. Tapi aku tau karena aku sangat mengenalnya.
Aku memang tak secara langsung menyalahinya, memang tidak ada yang menyangka dengan perasaan seseorang. Cinta itu kodrat.


Aku benci tapi aku diam yang terlihat bodoh bahkan sangat bodoh. Aku  tak tau, ini salah siapa ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar