Mataku
masih saja memperhatikan komentar panjang status kekasihku di salah satu
jejaring sosial.
*ah
wanita itu* kataku degan nada jengkel.
Jelas
saja hampir setiap status kekasihku dia selalu mengomentarinya.
Awalnya
memang biasa saja, tapi makin lama semakin aku mudah membaca fikiran wanita itu.
Dia
mencintai kekasihku, perhatiannya, bahkan canda manja'nya sangat terlihat jelas.
Andai
aku punya keberanian, aku ingin teriakin wanita itu dgn lantang *dia milikku,
kamu boleh pilih siapapun pria tampan di bumi ini, asal jagan dia. kita
sama-sama wanita seharusnya kamu mengerti*.
Tapi
aku tidak berani berteriak, aku masih tetap menyimpan luka dalam diam. aku
tidak ingin di juluki wanita posesif yang terus menerus mengekang kekasihku
dalam pergaulannya.
Aku
semakin sakit melihat kekasihku merespon wanita itu, dia mulai menganggap
wanita itu ada dalam kehidupanya. Sampai aku terabaikan olehnya.
Aku
tau kekasihku juga mencintai wanita itu. Kali ini aku tidak asal bicara karena
aku punya keyakinan kuat kalau kekasihku menyimpan rasa dalam hatinya, walau
dia masih menyembunyikannya dariku. Tapi aku tau karena aku sangat mengenalnya.
Aku
memang tak secara langsung menyalahinya, memang tidak ada yang menyangka dengan
perasaan seseorang. Cinta itu kodrat.
Aku
benci tapi aku diam yang terlihat bodoh bahkan sangat bodoh. Aku tak tau,
ini salah siapa ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar