JUDUL
: MENGINTEGRASIKAN AGAMA, FILSAFAT, DAN SAINS
PENELITI : NURAINI
TAHUN : 2016
A. LATAR BELAKANG
Sejarah manusia tidak
pernah lepas dari usaha pencarian Tuhan. Sepanjang perjalanannya mencari Tuhan,
Sebagian besar manusia benar-benar menemukan Tuhan, Akan tetapi banyak juga
yang terlena dalam impian yang tidak jelas ketika mencoba memaksakan diri untuk
menjangkau hakekat Tuhan yang sesungguhnya. Pembahasan filsafat dan agama
bukanlah hal yang tabu. Wacana tentang pemaduan antara agama dan filsafat
termasuk salah satu obyek kajian yang menjadi tuntutan lingkungan terutama
menurut para filosof yang mempercayai bahwa agama adalah suatu kebenaran yang
tidak dapat diragukan, dan mereka menghormati nilai-nilai serta
prinsip-prinsipnya. Namun mereka juga percaya akan keluhuran dan orisinalitas
filsafat. Mereka melihat filsafat sebagai kebenaran yang tak diragukan, dan oleh
karenanya, mereka tidak ingin mengorbankan filsafat karena agama dan tidak
ingin membunuh agama demi filsafat. Ada beberapa konsep pemikiran dalam
berbagai varian kemudian muncul sebagai usaha mempertemukan kebenaran filsafat
dan agama sebagai kesatuan kebenaran, dan bahwa antara filsafat dan agama
masing-masing saling berhubungan.
B. KAJIAN TEORI
Religi berasal dari religare
yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat
bagi manusia. Seorang yang beragama tetap terikat dengan hukum-hukum dan
aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama. Pengertian agama menunjuk kepada
jalan atau cara yang ditempuh untuk mencari keridhoan Tuhan.
Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Dalam berfikir filsafat perlu dipahami karakteristik
yang menyertainya, pertama adalah sifat menyeluruh artinya seorang ilmuan tidak puas lagi
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu sendiri, tetapi melihat
hakekat ilmu dalam konstalasi pengetahuan yang lainnya. Kedua
sifat mendasar,
artinya bahwa seorang yang berfikir filsafat tidak sekedar melihat ke atas, tapi
juga mampu membongkar tempat berpijak secara fundamental. Ketiga, sifat spekulatif,
bahwa untuk
dapat mengambil suatu kebenaran kita perlu spekulasi.
Ilmu adalah
pengetahuan yang pasti, sistematis, metodik, ilmiah, dan mencakup kebenaran
umum mengenai objek studi. Sedang ilmu pengetahuan sendiri mempunyai pengertian
sebagai hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistematika
mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang
hal ikhwal yang diselidikinya (alam, manusia, dan juga agama) sejauh yang dapat
dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu penginderaannya, yang
kebenarannya diuji secara empiris, riset dan experimental.
Prof. Dr. H. H.
Rasyidi juga menjelaskan bahwa terdapat Perbedaan
antara Agama dan Filsafat antara lain :
1.
Filsafat
adalah berfikir, sedangkan agama adalah mengabdikan diri.
2.
Agama
berhubungan dengan hati (keyakinan), sedangkan filsafat berhubungan dengan
pemikiran.
3.
Agama
banyak hubungannya dengan
hati, sedangkan filsafat banyak hubungannya dengan pikiran yang dingin dan
tenang.
Adapun bedanya filsafat dengan ilmu
diantaranya:
1.
Filsafat
menyelidiki, serta memikirkan seluruh alam kenyataan dan menyelidiki bagaimana
hubungan kenyataan satu sama lain.
2.
Filsafat
tidak saja menyelidiki tentang sebab akibat tetapi menyelidiki hakikatnya
sekaligus.
3.
Dalam
pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana asalnya & hendak
kemana perginya.
Filsafat, ilmu dan
agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif karena ketiganya tidak
dapat bergerak dan berkembang tanpa akal, rasa, dan keyakinan. Hubungan Filsafat, ilmu dan agama antara
lain:
1.
Kebenaran
ilmu pengetahuan adalah kebenaran positive, kebenaran filsafat adalah kebenaran
spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset dan
eksperimental), kebenaran agama bersifat mutlak (absolut) karena agama adalah
wahyu yang diturunkan Allah
2.
Filsafat
yang mengedepankan eksplorasi logika yang radikal dan bebas ternyata tidak
selamanya mampu memberikan solusi terbaik kepada manusia. Filsafat dari waktu
ke waktu tidak pernah mengalami kemajuan (passif). Filusuf hanya bisa berfikir
tanpa bisa mengekspresikan hasil pemikirannya dalam bentuk yang lebih praktis. Inilah
yang menghambat.
4.
Ilmu
(sains) menjadi cabang atau pemekaran dari filsafat itu sendiri yang tidak
hanya mengandalkan kekuatan logika semata, tetapi sudah berupaya menjabarkan
dengan bukti-bukti empiris dan rasional melalui riset-riset atau uji coba yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun hal itu belum cukup untuk
menjawab dan menyelesaikan problematika kehidupan karena sering dijumpai teori
(ilmu) yang tidak sesuai dengan realita, begitu pula sebaliknya, realita tidak
selamanya harus dibarengi dengan teori. Oleh karena itu manusia terus mencari solusi
guna menjawab tantangan-tantangan tersebut, yaitu dengan agama.
5.
Agama lahir
sebagai pedoman dan panduan bagi kehidupan manusia. Lahir dari proses penciptaan
dzat yang berada di luar jangkauan akal manusia dan penelitian pada objek-objek
tertentu.
C. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai pemilik kebenaran hakiki, agama menjadi alternatif terakhir dalam
pumatakhiran suatu persoalan dalam ilmu dan filsafat. Namun, tidak dapat
dipungkiri pula bahwa agama juga tidak akan terlepas dari filsafat dan ilmu.
Jadi, hubungan antara agama, ilmu, dan filsafat memiliki sisi saling keterkaitan,
saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain.
Kelebihan:
1.
Jurnal berjudul
“Mengintegrasikan Agama, Filsafat, dan
Sains” memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau
latar belakang dari permasalahan, mendiskripsikan langkah per langkah, dan
sudah menjelaskan mengenai gama, filsafat, dan ilmu secara jelas.
2.
Kata yang digunakan bersifat
baku dan sesuai dengan kamus EYD.
Kekurangan:
1.
Dapat dilihat dari judul
yaitu “Mengintegrasikan Agama, Filsafat, dan Ilmu. Ditinjau dari kata
“Mengintegrasikan” yang berarti berpadu
(bergabung atau menyatukab supaya menjadi kesatuan yang utuh). Alangkah baiknya
pada kesimpulan dijelaskan secara lengkap mengenai hubungan agama, filsafat,
dan ilmu yang ditinjau dari konsep, pengertian, dan lingkup dari aspek agama,
filsafat, dan ilmu. Jadi, pada kesimpulan menjelaskan mengenai integrasi dari
agama, filsafat, dan ilmu yang berlandaskan permasalahan yang kompleks.
Diharapkan pembaca mampu memahami makna dari integrasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar