Sabtu, 22 September 2018

Ontologi Ilmu


1.                  Dalam kajian tentang Ontologi,  apa yang dimaksud dengan:
a.       Ada (being)
b.      Realita (kaitkan dengan apa itu esensi & eksistensi, fisika & metafisika, indrawi & non inderawi).
c.       Fakta
d.      Data.
Hasil diskusi;
a.       Ada          
      “Ada” tidak hanya dapat dilihat oleh panca indra, tetapi “ada” merujuk pada suatu hal berupa pikiran dan perasaan.
b.      Realita
Kenyataan (Realita) adalah segala hal yang wujud (eksis) dan mengitari kehidupan manusia dan alam semesta serta mempunyai pengaruh dalam mewarnai kehidupan manusia dan kondisi alam semesta.
1)      Esensi
Esensi adalah hakekat barang sesuatu. Esensi adalah segala sesuatu yang merupakan pengertian fungsional dari sesuatu yang meliputi hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat.
2)      Eksistensi
Eksistensi mengandung pengertian ruang dan waktu.  eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada dan tertangkap oleh indrawi.
3)      Fisika
Segala sesuatu yang berwujud
4)      Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.   Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi realitas yang dikaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda.
5)      Indrawi
Sebuah pemahaman tentang segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra
6)      Non indrawi
Sebuah pemahaman tentang segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra.
c.       Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga sebaliknya. Fakta tidak akan dapat menjadi sebuah ilmu manakala dihasilkan secara random saja. Namun bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberama system serta dilakukan secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa sebuah teori.
Fakta adalah hal atau keadaan yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta bersifat objektif. Setiap orang akan memiliki kesamaan dalam pengamatan suatu fakta. Sebuah fakta mempunyai kebenaran mutlak dan tida bisa dibantah.Kejadian yang bisa diterima oleh akal sehat atau nalar tertentu saja disebut fakta.
Dalam penggunaannya fakta memiliki dua sifat yaitu fakta yang bersifat umum dan fakta yang bersifat khusus.
1)      Fakta umum yaitu fakta/ keadaan/ peristiwa yang dapat ditemukan atau terjadi secara umum, atau sudah merupakan kelaziman. Contoh : Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat setiap. Semua mamalia menyusui anaknya.
2)      Fakta Khusus. Fakta khusus yaitu fakta/ keadaan/ peristiwa yang ditemukan atau terjadi secara khusus atau istimewa atau ada keadaan tertentu saja.
Contoh: Jumlah mahasiswa Pendidikan Dasar konsentrasi PGSD Pascasarjana UNNES semester 1 Rombel 4 Sebanyak 21 Orang.
d.    Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datumyang berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari – hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Data dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. Data adalah fakta mentah atau rincian peristiwa yang belum diolah, yang terkadang tidak dapat diterima oleh akal pikiran dari penerima data tersebut, maka dari itu data harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi untuk dapat diterima oleh penerima. Data dapat berupa angka, karakter, simbol, gambar, suara atau tanda- tanda yang dapat digunakan untuk dijadikan suatu informasi. Menurut Arikunto data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

2.                  Berdasarkan telaah no.1 di atas, jelaskan yg dimaksud dengan ontologi ilmu, kemana arahnya, dan apa fungsinya bagi  ilmu (sains).
Hasil Diskusi:
a.       Penjelasan ontology ilmu dan arahnya.
Tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang dikenal sebagai metafisika, ontologi berkaitan dengan pertanyaan mengenai apa yang ada entitas atau dapat dikatakan ada, dan bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan, terkait di dalam hirarki, dan dibagi menurut persamaan dan perbedaan . Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan apakah beberapa kategori yang sangat penting dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori tersebut dapat dikatakan "menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada dan tidak sejauh, misalnya, fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang berhubungan dengan mereka. Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata benda (termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada badan ada. filsuf lain berpendapat bahwa kata benda tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan semacam singkatan untuk referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam pandangan yang terakhir, pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu pada koleksi peristiwa mental yang dialami oleh seseorang; masyarakat yang mengacu pada kumpulan orang-orang dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri mengacu pada koleksi dari jenis yang spesifik intelektual . Aktivitas Di antara kutub realisme dan nominalisme, ada juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus memberi penjelasan tentang kata-kata yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak, mengapa, dan apa kategori hasil. Ketika seseorang berlaku proses ini untuk kata benda seperti elektron, energi, kontrak, kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran, kausalitas, dan Tuhan, ontologi menjadi dasar untuk banyak cabang filsafat. Ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
b.      Fungsi ontology bagi ilmu.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni : 
1)      Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. 
2)      Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya. 
3)      Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. 
4)      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan 
5)      Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. 
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Manfaat lain mengkaji filsafat ilmu adalah 
1)      Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual 

2)      Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan 
3)      Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu) 
4)      Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional 
5)      Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid 
6)      Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar