1.
Dalam kajian tentang Ontologi, apa yang dimaksud dengan:
a.
Ada (being)
b.
Realita (kaitkan dengan apa itu esensi
& eksistensi, fisika & metafisika, indrawi & non inderawi).
c.
Fakta
d.
Data.
Hasil diskusi;
a.
Ada
“Ada” tidak hanya dapat dilihat oleh panca
indra, tetapi “ada” merujuk pada suatu hal berupa pikiran dan perasaan.
b.
Realita
Kenyataan (Realita) adalah
segala hal yang wujud (eksis) dan mengitari kehidupan manusia dan alam semesta serta
mempunyai pengaruh dalam mewarnai kehidupan manusia dan kondisi alam semesta.
1)
Esensi
Esensi adalah hakekat barang sesuatu. Esensi adalah segala sesuatu yang merupakan pengertian fungsional dari
sesuatu yang meliputi hakikat, dasar,
inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat.
2)
Eksistensi
Eksistensi mengandung
pengertian ruang dan waktu. eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa
sesuatu itu ada
dan tertangkap oleh indrawi.
3)
Fisika
Segala sesuatu yang berwujud
4)
Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang
menyertainya. Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan
mendasar mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi realitas yang
dikaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu
memiliki pandangan yang berbeda.
5)
Indrawi
Sebuah
pemahaman tentang segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra
6)
Non
indrawi
Sebuah
pemahaman tentang segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra.
c. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara
empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga
sebaliknya. Fakta tidak akan dapat menjadi sebuah ilmu manakala dihasilkan
secara random saja. Namun bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberama
system serta dilakukan secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu melahirkan
sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa
sebuah teori.
Fakta
adalah hal atau keadaan yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi. Fakta bersifat objektif. Setiap orang akan memiliki kesamaan dalam
pengamatan suatu fakta. Sebuah fakta mempunyai kebenaran mutlak dan tida bisa
dibantah.Kejadian yang bisa diterima oleh akal sehat atau nalar tertentu saja
disebut fakta.
Dalam
penggunaannya fakta memiliki dua sifat yaitu fakta yang bersifat umum dan fakta
yang bersifat khusus.
1) Fakta umum yaitu fakta/ keadaan/ peristiwa yang dapat
ditemukan atau terjadi secara umum, atau sudah merupakan kelaziman. Contoh :
Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat setiap. Semua mamalia menyusui
anaknya.
2) Fakta Khusus. Fakta khusus yaitu fakta/ keadaan/
peristiwa yang ditemukan atau terjadi secara khusus atau istimewa atau ada
keadaan tertentu saja.
Contoh: Jumlah
mahasiswa Pendidikan Dasar konsentrasi PGSD Pascasarjana UNNES semester 1
Rombel 4 Sebanyak 21 Orang.
d. Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data
merupakan bentuk jamak dari datumyang berasal dari bahasa Latin
yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari – hari data
berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Data dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keterangan atau bahan nyata yang
dapat dijadikan dasar kajian. Data adalah fakta mentah atau rincian peristiwa
yang belum diolah, yang terkadang tidak dapat diterima oleh akal pikiran dari
penerima data tersebut, maka dari itu data harus diolah terlebih dahulu menjadi
informasi untuk dapat diterima oleh penerima. Data dapat berupa angka, karakter,
simbol, gambar, suara atau tanda- tanda yang dapat digunakan untuk dijadikan
suatu informasi. Menurut Arikunto data merupakan segala fakta dan angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
2.
Berdasarkan telaah no.1 di atas,
jelaskan yg dimaksud dengan ontologi ilmu, kemana arahnya, dan apa fungsinya
bagi ilmu (sains).
Hasil
Diskusi:
a.
Penjelasan ontology ilmu dan arahnya.
Tradisional terdaftar sebagai bagian
dari cabang utama filsafat yang dikenal sebagai metafisika, ontologi berkaitan
dengan pertanyaan mengenai apa yang ada entitas atau dapat dikatakan ada, dan
bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan, terkait di dalam hirarki, dan
dibagi menurut persamaan dan perbedaan . Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat
analitik, menyangkut menentukan apakah beberapa kategori yang sangat penting
dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori tersebut dapat dikatakan
"menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti
sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada dan tidak sejauh, misalnya,
fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang
berhubungan dengan mereka. Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato,
berpendapat bahwa semua kata benda (termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada
badan ada. filsuf lain berpendapat bahwa kata benda tidak selalu entitas nama,
tetapi beberapa memberikan semacam singkatan untuk referensi untuk koleksi baik
benda atau peristiwa. Dalam pandangan yang terakhir, pikiran, bukannya merujuk
pada suatu entitas, mengacu pada koleksi peristiwa mental yang dialami oleh
seseorang; masyarakat yang mengacu pada kumpulan orang-orang dengan beberapa
karakteristik bersama, dan geometri mengacu pada koleksi dari jenis yang
spesifik intelektual . Aktivitas Di antara kutub realisme dan nominalisme, ada
juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus memberi penjelasan
tentang kata-kata yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak, mengapa, dan apa
kategori hasil. Ketika seseorang berlaku proses ini untuk kata benda seperti
elektron, energi, kontrak, kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran, kausalitas,
dan Tuhan, ontologi menjadi dasar untuk banyak cabang filsafat. Ontologi
memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap
representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat
diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain
yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan
demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek,
property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi
pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah
studi tentang sesuatu yang ada.
b.
Fungsi ontology bagi ilmu.
Filsafat ilmu merupakan salah satu
cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa
dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
1)
Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada.
2)
Mempertahankan, menunjang dan melawan
atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
3)
Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4)
Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan
5)
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi,
politik, hukum dan sebagainya.
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya
dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Manfaat lain mengkaji
filsafat ilmu adalah
1)
Tidak terjebak dalam bahaya arogansi
intelektual
2)
Kritis terhadap aktivitas
ilmu/keilmuan
3)
Merefleksikan, menguji, mengkritik
asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam
koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
4)
Mempertanggungjawabkan metode keilmuan
secara logis-rasional
5)
Memecahkan masalah keilmuan secara
cerdas dan valid
6)
Berpikir sintetis-aplikatif (lintas
ilmu-kontesktual)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar