BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuha dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini
berlangsung secara interdependensi artinya saling bergantung satu sama lain.
kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pisah
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas pengguaanya. Antara perkembangan dan pertumbuhan peserta didik ini
dapat dipadukan untuk mengetahui mengenai cirri-ciri atau karakteristik peserta
didik. Karena setiap peserta didik mempunyai masa pertumbuhan dan perkembangan,
proses pertumbuhan dan perkembangan, dan permasalahan yang berbeda. Maka untuk
selanjutnya bisa mengetahui karakteristik peserta didik yang berbeda-beda setia
individu.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan diantaranya
tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan
penting untuk dibahas, maka kita menguraikannya dalam bentuk struktur yang
jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian karakteristik peserta didik ?
2.
Sebutkan cirri-ciri
karakteristik peserta didik !
3.
Bagaimana karakteristik peserta
didik dalam proses pembelajaran ?
4.
Bagaimana cara mengenali
karakteristik peserta didik ?
5.
Bagaimana cara menghadapi
karakteristik siswa yang berbeda-beda ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian karakteristik peserta didik.
2.
Untuk mengetahui cirri-ciri
peserta didik.
3.
Untuk mengetahui karakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran.
4.
Untuk mengetahui karakteristik peserta didik.
5.
Untuk mengetahui cara menghadapi karakteristik peserta didik
yang berbeda-beda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut
Sudarwan Danim (2010: 1) “Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting
dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa
guru.Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh
karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan
formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik
dan peserta didik.
Sudarwan Danim
(2010: 2) menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial mengenai hakikat peserta
didik, yaitu:
- Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.
- Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.
- Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekedar miniatur orang dewasa.
- Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.
- Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat.
- Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.
- Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya.
- Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadap lingkungannya.
- Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk.
- Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.
Disamping
itu Oemar Hamalik (2004: 99) menjelaskan bahwa “Peserta didik merupakan salah
satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode
pengajaran”. Sedangkan Samsul Nizar (2002: 47) menjelaskan bahwa “Peserta didik
merupakan orang yang dikembangkan”.
Dilain
pihak Abu Ahmadi (1991: 251) juga menjelaskan tentang pengertian peserta didik
yaitu “Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara,
sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu”.
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah seseorang
yang mengembangkan potensi dalam dirinya melalui proses pendidikan dan
pembelajaran pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik
bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan dari proses
pembelajaran, dan untuk mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan
seorang pendidik/guru.
2.2
Ciri Karakteristik Peserta
Didik
Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah,
2010: ) mengemukakan 4 karakeristik yang dimaksudkan yaitu :
- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik
- Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kea rah kedewasaan.
Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi
Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik:
1.
Kelemahan dan ketidakberdayaan.
Anak
ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerak
harus melalui berbagai tahapan.Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan
rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya
tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan.Kelemahan
dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan
bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan
berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan
dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa.
Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan
tersebut.
2.
Anak didik adalah makhluk yang
ingin berkembang
Keinginan
berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan
karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah dan
rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya.Keinginan
berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya
kemungkinan atau pergaln yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang
pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak
giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh.
3.
Anak didik yang ingin menjadi
diri sendiri.
Sepeti
pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri.Hal tersebut
penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat.Seseorang harus
merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu manusia akan
menjadi manusia penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi. Pendidikan yang
bersifatotoriter bahkan mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh.
Secara garis besar karakteristik peserta
didik dibentuk oleh dua faktor yaitu.
1.
Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari
kedua orang tua individu yang menentukan karakteristik fisik dan terkadang
intelejensi, Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik
spiritual, mental, psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor
lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu
a.
lingkungan keluarga, Pada
lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi orang
yang sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan orang tuanya,
kesuksesan teman orang tuanya, kesuksesan anak teman orang tuanya, ingin merubah
nasib keluarga yang melarat, motivasi sebagai kakak yang merupakan contoh bagi
adik-adiknya, motivasi sebagai adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan
kakaknya.
b.
lingkungan sekolah, Dari
lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi ingin
kaya karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun motivasi dari
gurunya.
c.
Lingkungan masyarakat. Lingkungan
masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses, motivasi karena
keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi karena masyarakatnya
diremehkan masyarakat lain.
2.3
Karakteristik
Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Sebagai
seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan
peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan
sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik
dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap
perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif
siswa.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
a.
Perkembangan Fisik
Anak/Siswa.
Anak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode
peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan
yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun
tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan
perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif
sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.
Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12 13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13 16 tahun.
Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12 13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13 16 tahun.
b.
Perkembangan Sosio
emosional Anak/Siswa.
Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan
keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai
dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri),
dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya. Selama duduk di kelas kecil SD, anak
mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai
mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa "saya
dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap 'I can
do it my self'. Mereka dimungkinkan untuk diberikan suatu tugas. Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan
identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir
tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri
sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka
pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh
diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri
mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada
remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun, urnumnya telah rnengembangkan suatu
status pencapaian identitas.
2.4
Cara Mengenali Karakteristik Peserta Didik
Salah satu
upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai
pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, maupun
kompetensi sosial. Di dalam kompetensi pedagogik, seorang pendidik wajib: 1)
mengenali karakteristik dan potensi peserta didik, 2) menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, 3) menguasai perencanaan dan
zengembangan kurikulum, 4) menguasai langkah-langkah pembelajaran yang efektif,
dan 5) menguasai sistem, mekanisme, dan prosedur penilaian. Di sini terlihat
jelas bahwasanya mengenali karakteristik dan potensi peserta didik
merupakan komponen pertama dalam kompetensi pedagogik, tetapi seringkali
terlupakan oleh seorang pendidik. Memang tidak mudah untuk mengenali karakter
dan potensi pada setiap peserta didik, tapi hal ini sangatlah mungkin.
a.
Karakteristik Peserta Didik
Sebagai seorang pendidik tentunya tidak hanya
bertugas mengajar di kelas saja, akan tetapi mendidik dan juga melatih. Hal ini
sangatlah tepat apabila dikaitkan dengan pembentukan karakter yang baik bagi
para peserta didik. Seperti apa seorang pendidik mendidik, bagaimana mengajar,
dan bagaimana melatih para peserta didik. Semua tantangan di atas berawal dari
pendidik itu sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
misalnya dengan memunculkan kesan pertama pendidik yang positif
saat kegiatan belajar di kelas. Pendidik sangat perlu memahami
perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi:
perkembangan fisik, perkembangan sosio-emosional, dan bermuara pada
perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio-sosial
mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau
perkembangan mental atau perkembangan kognitifnya. Pemahaman terhadap
perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang
pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan.
a)
Perkembangan Fisik Peserta Didik
Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan
Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,
yaitu: Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi;
(a) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan
dan kemampuan motorik;
(b) Sistem syaraf yang sangat memengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi;
(c) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan
munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang
perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya
terdiri atas lawan jenis;
(d) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi,
berat, dan proporsi.
Seifert dan Hoffnung (1994) berpendapat perkembangan
fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti : pertumbuhan otak,
sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan
lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual),
serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan, dan sebagainya).
b.
Perkembangan Kognitif Peserta didik
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan
suatu pembahasan yang cukup penting bagi guru maupun orang tua. Perkembangan
kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks
serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik
perkembangan peserta didik, guru dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa
perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka
masing-masing, sehingga guru dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai
dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.
Tidak kalah penting, guru juga harus mengetahui
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik. Yang sangat sentral
dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah
gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan lebih diterapkan pada
anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal-bakal perkembangan kognitif
tersebut, karena ketika anak diasuh secara tidak sesuai dengan
semestinya, ini akan berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan pada perkembangan
mental anak tersebut. Lingkungan pun sangat berpengaruh pada perkembangan
kognitif, semakin buruk lingkungan maupun pergaulan seseorang maka kemungkinan
pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin besar.
2.4.1
Cara Menghadapi Karakteristik Peserta Didik
Yang Berbeda-Beda
Setiap individu peserta
didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta
karakter masing-masing. Terdapat beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk
mengetahui perbedaan antar individu dalam hal pembelajaran. Sudjana (2007:116)
setidaknya terdapat 6 perbedaan-perbedaan individual yang ada pada
peserta didik atau siswa, yaitu:
a.
Perkembangan
intelektual, kemampuan
belajar terutama memahami dan menggali materi dan informasi masing-masing
peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang cepat belajar dan mampu memahami
materi ada juga siswa yang lambat dan perlu dibimbing secara bertahap dalam
belajar.
b.
Kemampuan
berbahasa, lebih
tepatnya lagi komunikasi. Komunikasi atau berbahasa disini bukan hanya hubungan
interaksi antara guru dengan murid saja namun juga komunikasi peserta didik
dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media pembelajaran serta
komponen-komponen pembelajaran yang terlibat lainnya.
c.
Latar
belakang pengalaman, siswa atau
peserta didik yang pernah mendapatkan informasi yang relevan terhadap suatu
materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam hal materi namun juga
gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diperlukan dalam
pembelajaran.
d.
Gaya
belajar, peserta
didik satu tentu memiliki gaya dan kebiasaan belajar favorit dan mampu
mempercepat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Bukan hanya dalam
kebiasaan namun juga dalam kondisi tertentu misalnya seorang siswa lebih mampu
belajar dalam keadaan yang tenang dan hening sehingga mampu mempercepat
pemahaman materi.
e.
Bakat dan
minat, bakat dan
minat ini berasal dalam diri masing-masing siswa dan sangat penting untuk
digali dan ditemukan sehingga mampu dioptimalkan sebagai kemampuan yang dapat
dikembangkan. Misal seorang siswa lebih mampu untuk mempelajari pelajaran
matematika ina adalah bakat, atau siswa sangat menyukai pelajaran praktik
fisika ini adalah minat.
f.
Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan
terhadap sikap dan cara-cara mengajar yang dilakukan guru. Kepribadian ini juga
sangat terkait dengan sifat dasar masing-masing peserta didik, siswa yang
pemalu misalnya biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam interaksi dengan
komponen-komponen pembelajaran terutama dengan guru.
Beberapa
perbedaan tersebut sangat perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan dan
mengelola pembelajaran. Guru dapat menentukan bagaimana perlakuan yang harus
diterapkan pada peserta didik, guru juga harus memperhatikan masing-masing siswa sehingga
guru bukan hanya mampu memberikan perlakuan secara umum pada tiap kelompok atau
tingkatan belajar, namun juga guru mampu memberikan perlakukan khusus yang
tepat pada masing-masing individu terutama individu yang memiliki karakter
berbeda dengan karakter peserta didik pada umumnya. Misalkan saja pada sebuah
kelompok belajar terdapat seorang siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah
dibanding siswa lainnya serta kurang mampu mengikuti pelajaran maka guru perlu
mengetahui perbedaan tersebut, mencari tahu penyebab, serta juga memberikan perlakuan
khusus pada peserta didik tersebut agar tidak tertinggal dengan siswa lainnya
dalam hal belajar.
Lebih lanjut
lagi pada pembelajaran individual atau privat dimana satu peserta didik dengan
peserta didik lainnya tentu memiliki perbedaan karakter yang signifikan.
Perlakuan khusus sangat perlu untuk diberikan dan diterapkan pada masing-masing
peserta didik dengan perlakuan yang berbeda pada tiap proses pembelajaran
individual. Guru atau pengajar atau mentor
tentu harus membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda antara
pembelajaran pada individu satu dengan pembelajaran pada individu lainnya.
Perbedaan-perbedaan yang sudah disebutkan diatas sangat perlu untuk
diperhatikan sehingga guru mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran
individual maupun kelompok dengan tepat dan sesuai dengan sistem pendidikan
yang dipakai dan diterapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki kemampuan mendesain
program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau
metode yang digunakan sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
kami simpulkan bahwa memahami karakteristik umum peserta didik khususnya dari
segi usia, gender dan latar belakang sangatlah penting bagi pendidik yang
mengajar dengan beragam karakateristik siswa. Guru akan dapat mengetahui
bagaimana mengatasi karakteristik siswa pada usianya, menangani adanya
perbedaan gender pada siswa serta perbedaan latar belakang siswa (budaya,
etnik, ras, kelas sosial) sehingga guru dapat menyelenggarakan pendidikan
secara optimal.
3.2 Saran
Guru hendaknya dapat menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif sesuai dengan karakteristik siswa, materi,
metode dan strategi pembelajaran agar pembelajaran menjadi bermakna. Untuk
itu guru perlu meningkatkan fungsi kredibilitasnya tidak hanya sebagai
pendidik, tetapi juga sebagai mediator, fasilitator dan pembimbing yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Eka Setianingsih.
2017. Perkembangan Peserta Didik. Semarang
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
If you're trying to lose weight then you absolutely have to start following this brand new custom keto diet.
BalasHapusTo design this service, certified nutritionists, personal trainers, and chefs have joined together to develop keto meal plans that are productive, decent, money-efficient, and enjoyable.
From their launch in early 2019, thousands of individuals have already remodeled their body and health with the benefits a proper keto diet can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones given by the keto diet.